Batamuan pulang kita imbah lawas kahada manulis. Ini nih tulisan kadua ulun di tahun 2017 ini imbah paampihan di tahun 2015, tapi ini nih nang panambayan ulun publikasi akan di tahun ini. Maklum urangnya hauran haja.
Pas banar ini tanggal 17 Mai 2017. Langsung haja nah kita bakisah sadidikit kisah manganai Proklamasi 17 Mei 1949 Divisi IV ALRI Pertahanan Kalimantan. Mudahan bamanfaat gasan kita barataan khusunnya kita nang cinta lawan tanah air kita nang bungas ini.
Kandangan, salah satu ibu kota di Provinsi Kalimantan Selatan. Siapa yang tak mengenal pesona alamnya yang indah, rindang dan masih asri? Siapa yang tak mengenal wisata kulinernya dodol manis legit dan karaunya Katupat Kandangan? Siapa yang tak mengenal masjid Su’ada Wasah yang lantainya terangkat? Dan siapa menyangka setiap berwisata ke Mawangi dan Loksado pastilah melalui desa Batu Bini dan Kampung Mandapai? Di sanalah, di Mandapai terdapat sebuah monument Proklamasi 17 Mei 1949 yang menyimpan sejuta sejarah dalam perjuangan mempertahankan Kalimantan dari penjajahan Belanda.
Monumen Proklamasi yang bertempat di Jl. Brigjend H. Hasan Basry Km. 12 Mandapai, Desa Batu Bini, Kecamatan Padang Batung, Kabupaten Hulu Sungai Selatan merupakan sebuah bangunan yang sangat bersejarah bagi rakyat dan pejabat di seluruh pelosok Kalimantan Selatan. Disanalah pertama kali proklamasi dikumandangkan yang pertama kali di Kalimantan Selatan bahwa Kalimantan Selatan juga termasuk ke dalam wilayah Indonesia Merdeka. Seorang pemimpin dan pelopornya adalah sama dengan nama jalan yang melintasi Mandapai dari Kandangan Hulu hingga Loksado sebagai dedikasi yang diberikan kepadanya, yaitu TNI ALRI Brigjend. H. Hasan Basry.
Brigjend. H. Hasan Basry yang makamnya di Bundaran Liang Anggang. Siapa menyangka beliau adalah warga banua Bumi Pahuluan Kandangan yang lahir di Desa Karang Jawa. Beliaulah yang memperjuangkan dan memproklamasikan kemerdekaan wilayah Kalimantan yang kala itu tidak termasuk dalam wilyah Indonesia merdeka dalam perjanjian Linggar Jati. Beliau pulalah yang menjadi pemimpin atau Gubernur ALRI Divisi IV (A) Pertahanan Kalimantan.
Perjuangan Brigjend. H. Hasan Basry sangatlah patut diacungi jutaan jempol oleh rakyat Kalimantan. Kepemimpinan beliau berhasil membawa Kalimantan Selatan kapada wilayah Indonesia merdeka. Beliau sangat berjasa dan sangat pantas menerima gelar Pahlawan Nasional. Kalau bukan karena beliau kita tidak tahu apa jadinya kampong halaman tercinta kita ini Kandangan bahkan Kalimantan Selatan.
Setiap tahun di Kandangan selalu dilaksanakan upacara peringatan Proklamasi 17 Mei 1949 Divisi IV ALRI Pertahanan Kalimantan. Yang biasanya pastilah Gubernur Kalimantan Selatan, pejabat tinggi di ranah TNI, khususnya TNI AL, Bupati Hulu Sungai Selata dan pejabat-pejabat tinggi lainnya di Pemda Hulu Sungai Selatan maupun Pemprov Kalimantan Selatan. Sebahagian pelajar, mahasiswa dan ormas juga ikut serta dalam upacara tersebut. Selepas upacara tersebut, juga dilakukan pelepasan peserta napak tilas.
Napak Tilas adalah agenda rutin tahunan yang dilaksanakan oleh DPD KNPI Hulu Sungai Selatan setiap bulan Mei. Kegiatan ini bertujuan untuk menapak tilasi perjuangan Brigjend. H. Hasan Basry dalam mempertahankan Kalimantan Selatan. Kegiatan ini biasanya dipesertai oleh tim-tim dari berbagai kalangan masyarakat. Baik dari pelajar, pegawai, karyawan, ormas, dll. Setiap tim terdiri dari 5 orang yang telah terdaftar sebelumnya di kepanitiaan Napak Tilas oleh DPD DPD KNPI Hulu Sungai Selatan.
Napak tilas ini biasanya dilaksanakan selama empat hari tiga malam. Dengan hari pertama pelepasan peserta biasanya dilaksanakan di Lapangan Lambung Mangkurat Pusat Kota Kandangan. Lalu berjalan kaki ke GOR Aluh Idut Parincahan atau ke Gedung Juang di Tibung Raya. Kemudian peserta diangkut dengan truck ke Telaga Langsat. Dari Telaga Langsat berjalan ke Ambutun, Karang Jawa, Kaliring, Jembatan Merah, Padang Batung dan ke rumah sejarah di Durian Rabung. Setelah itu bermalam di SMPN 2 Padang Batung atau di MTsN Durian Rabung. Hari kedua peserta berjalan kaki lagi dari Padang Batung hingga ke Ni’ih, Kecamatan Loksado. Di Ni’ih inilah terdapat Tugu Ni’ih yang mana merupakan tempat penandatangan Naskah Proklamasi oleh Brigjend. H. Hasan Basry. Dan kemudian bermalam di objek wisata Air Panas Tanuhi. Hari ketiga selepas bermalam di Tanuhi peserta kembali berjalan kaki lagi menuju Monumen Proklamasi 17 Mei 1949 di Mandapai dan bermalam lagi di sana. Pada hari ke empat peserta melanjutkan perjalanan lagi dari Monumen 17 Mei 1949 Mandapai ke Kampus Perjuangan yang berada di desa Karang Jawa. Setelah itu kembali lagi ke Lapangan Lambung Mangkurat Kandangan.
Dengan menapak-tilasi perjuangan Brigjend. H. Hasan Basry bersama rakyat Bumi Pahuluan, seyogyanya kita sebagai manusia yang cinta dengan tanah air juga ikut merasakan bagaimana perihnya dan susahnya perjuangan kala itu. Supaya nkita bersyukur atas nikmat Allah yang Dia berikan kepada kita di zaman sekarang yang tanpa berjuang sedemikian rupa seperti dulu. Di dalam kegiatan napak tilas juga dituntut agar tercipanya kerjasama tim, terdapat nilai kebersamaan dan kekompakan yang juga mencerminkan perjuangan Pahlawan Bumi Pahuluan kita, Brigjend. H. Hasan Basry.
Habiss…
Penulis : Saadillah Mursyid
0 komentar:
Posting Komentar