Dalam rangka lomba Blog Karya Tulis dikalangan Pemuda DISHUBKOMINFO Kab. HSS saya membuat sebuah artikel terkait Cinta HSS yaitu tentang Katupat Kandangan.. Cekidott...
Sebagai daerah yang cukup pesat, kabuapten HSS juga mempunyai jajanan tradisional yang khas, yaitu Ketupat Kandangan atau lazimnya di lidah masyarakat HSS adalah “katupat baiwak”. Mengapa katupat baiwak? Karena lauk yang disajikan dengan ketupat itu sendiri adalah ikan (iwak dalam bahasa Banjar). Ikan yang dipakai biasanya adalah ikan Haruan (Gabus) atau ikan Toman. Katupat baiwak adalah makanan khas kab. HSS.
Selain terkenal dengan dodolnya, kab. HSS juga memiliki Ketupat Kandangan sebagai salah satu maneuver yang menerjang lidah bubuhan urang Banjar di setiap penjuru Kalimantan Selatan, bahkan hingga ke luar daerah Kalimantan Selatan. Tidak hanya di HSS, Ketupat Kandangan juga telah diproduksi di berbagai kota di Kalimantan Selatan. Caranya adalah orang yang sudah mempunyai warung ketupat di Kandangan membuka cabang di luar kota dengan resep dan cara pengolahan yang tradisional ala Kandangan.
Ketupat itu sendiri sebagian besar bahan yang diperlukan untuk membuatnya berasal dari pohon kelapa. Seperti kulit untuk membungkus ketupat itu adalah daun kelapa yang masih muda dan di anyam sedemikian rupa. Santan yang dipakai untuk kuahnya adalah parutan daging buah kelapa yang diperas dengan air. Bilah lidi untuk menusuk ikan haruan (lauknya/iwaknya) adalah bilah dari sisa daun kelapa. Serabut dan tempurung kelapa juga dipakai sebagai bahan dasar bara api untuk memanggang ikan haruan atau tauman sebagai lauk ketupat.
Saat ini Ketupat sudah menjadi aset budaya di HSS, sampai-sampai menjadi simbol daerah. Apabila ada orang yang datang ke kota Kandangan akan disambut oleh patung ketupat yang berada di dua tempat. Yaitu di bundaran Hamalau dan bundaran simpang tiga Jalan Hanyar (Jl. H.M.Yusi-Jl. Al-falah). Pada patung ketupat yang berada di bundaran Hamalau terdapat tulisan hari jadi kabupaten HSS yaitu pada tanggal 2 desember 1950. Dapat disimpulkan tahun 2014 sekarang ini, kabupaten HSS sudah berumur dewasa, yaitu 64 tahun.
Sebagai warga HSS kita harus mencintai daerah kita dengan melestarikan budaya, menjaga keaslian Ketupat Kandangan yang khas. Salah satunya adalah makan ketupat dengan memakai tangan. Sampai-sampai ada yang mengatakan “jangan mangaku urang Kandangan, mun makan katupat masih basinduk !”. Karena dengan makan menggunakan tangan, selain mengikuti sunah Rasulullah, ketupat akan terasa lebih enak dan lebih khas di mulut.
0 komentar:
Posting Komentar